Rabu, 21 Mei 2008
Puisi - SESEKALI BERJAUHAN [buat suriku]
Sesekali berjauhan, suriku
ada rindu berselirat erat
rasa kasih kukuh tertambat
Sesekali kita dipisah sempadan
jujurnya meruang diri bermuhasabah
-merenung luhurnya budimu, suri
-mengagumi tulusnya nurani
ibu kepada zuriatku
Biarpun sesekali gerimis menempias
namun bukan tangis ingkar engkau balas
kuhargai segala tindakanmu
kuukir di persada ingatanku
Semakin berpergian jauh, suri
sebenarnya kita kian dekat
kerinduan mengikat setia
kesetiaan menjalin luhur rasa.
- Tasek Kenyir,
17 Mei 2008 / 7.15 mlm
Isnin, 12 Mei 2008
Puisi - SEJAMBAK APOLOGI DAN DOA PUTIH BUAT ABAH
Saat menatap duka yang menghimpun di raut wajah abah, ada sesal yang merimbun di laman insaf : aku bukan seniman terbaik merawat audien yang lara - tidak seperti di zaman kanak, abah mereda tangisanku dengan kasih yang jela.
Saat meratap luka yang menimbun di tubuh hayat abah, ada sebak yang mengombak di kalbu pilu : aku bukan doktor terbaik mengubat patien yang parah - tidak seperti di zaman kanak, abah mengurus diriku dengan amanah yang tulus dan lurus.
Sememang kudrat abah yang diperah, alirnya menitis memanjangkan kenangan takjub.
Sememang keringat abah yang tercurah, basahnya mengalir ke kolam ingat mendalamkan hormat. Semestinya munajat abah yang diukir, membekasi pedoman sepanjang hayat.
(Maafkan anakmu, abah. Setelah usiamu meniti hari-hari senja, baru kukenali dan kukesani segala kerana anakmu juga telah bergelar abah!)
Sekalung doa putih kurangkaikan atas nirmala niatmu yang bersih mekar dan jernih segar ;
Semoga Allah menyembuh segala penyakitmu dengan makbul doa.
Semoga Allah merahmati kesihatanmu dengan berkat doa.
Semoga Allah memberkahi hayatmu dengan mardhatillah!
- Berita Minggu , 2 Januari 2000
[ Mengenang arwah abah yang menyahut seruan Ilahi tanggal 11 Julai 2006 ]
Saat meratap luka yang menimbun di tubuh hayat abah, ada sebak yang mengombak di kalbu pilu : aku bukan doktor terbaik mengubat patien yang parah - tidak seperti di zaman kanak, abah mengurus diriku dengan amanah yang tulus dan lurus.
Sememang kudrat abah yang diperah, alirnya menitis memanjangkan kenangan takjub.
Sememang keringat abah yang tercurah, basahnya mengalir ke kolam ingat mendalamkan hormat. Semestinya munajat abah yang diukir, membekasi pedoman sepanjang hayat.
(Maafkan anakmu, abah. Setelah usiamu meniti hari-hari senja, baru kukenali dan kukesani segala kerana anakmu juga telah bergelar abah!)
Sekalung doa putih kurangkaikan atas nirmala niatmu yang bersih mekar dan jernih segar ;
Semoga Allah menyembuh segala penyakitmu dengan makbul doa.
Semoga Allah merahmati kesihatanmu dengan berkat doa.
Semoga Allah memberkahi hayatmu dengan mardhatillah!
- Berita Minggu , 2 Januari 2000
[ Mengenang arwah abah yang menyahut seruan Ilahi tanggal 11 Julai 2006 ]
Ahad, 11 Mei 2008
Puisi - TAMAN UZLAH
di taman uzlah kunikmati terang firman
dari langit rahmat-Mu. hamparan subur
dan luas menjelas rahsia hidup yang redup.
pohon-pohon keyakinan merimbun
menunjang iman. daun-daun keinsafan
menimbun ke laman taqwa. bunga-bunga
perkasihan mengembang kuntuman doa.
jambangan zikir mekar dan mercup
mensyukuri tenang damai. haruman
tahmid merendang saujana indah permai.
kusedut udara hidayah mengenal makrifatullah.
kuhirup nyaman kolam-Mu mengharap mardhatillah!
- Dewan Sastera, Januari 1996
Jumaat, 9 Mei 2008
Puisi - MERAWAT KASIH
Merawat kasih umpama mengairi gersang
taman hati.
Kusedar rimbun rindu yang dulu mekar
menguntum
harumnya telah lama mati.
Kubiar kelopak jambak memori gugur
digugah titian hari
- berhari-hari menanti setia kembali
memagar segar.
Akan kuperah keringat hasrat dan
kukerah tindak wajar
pada batas waras, dan awas.
Nanti akan kaulihat dan kausemat
di mercu ingat ;
- bianglala kembali ceria
- segara kembali mengombak ria
- pulau harapan kita huni
dengan kudrat dan munajat.
taman hati.
Kusedar rimbun rindu yang dulu mekar
menguntum
harumnya telah lama mati.
Kubiar kelopak jambak memori gugur
digugah titian hari
- berhari-hari menanti setia kembali
memagar segar.
Akan kuperah keringat hasrat dan
kukerah tindak wajar
pada batas waras, dan awas.
Nanti akan kaulihat dan kausemat
di mercu ingat ;
- bianglala kembali ceria
- segara kembali mengombak ria
- pulau harapan kita huni
dengan kudrat dan munajat.
Ahad, 4 Mei 2008
Puisi - SEKUNTUM MAAF (Buat Dik Ayna yang telah pergi..)
Kugubah jambangan insaf
atas segala khilaf
Betapa perahukataku terlanjur
kiniku berundur
menjemputmu kembali ceria
bersama mendayungi setia
Sememang kita sesama insan
berdepan hujan ujian Tuhan
demi memupuk persefahaman
dalam jalinan hubungan
Kutahu dirimu turut berduka
biarpun akulah yang terluka
Ayuh kita kembali memagar sabar
biarkan bebunga menguntum mekar
mewangi sepanjang jejak masa
harmoni sepanjang gerak rasa
Biarpun kita dipisahkan sempadan
Namun bicaramu sentiasa mendekatkan...
Kupetik sekuntum maaf
kuselitkan di rambutingatmu...
- puisi.com , 4 Rabiulakhir 1421
Langgan:
Catatan (Atom)