Rabu, 30 Julai 2008

Puisi - SELAMAT ULANG TAHUN, DIRI


i)
Selamat ulangtahun diri
Semakin jauh melayari segara hari
sebetulnya semakin dekat kembali
ke pangkalan abadi. Sauh peristiwa
yang dibenam ke dasar masa, tidak bisa
dipunggah semula. Hanya jejak
kenangan berkarat di lubuk ingat.

ii)
Kudayungi perahu hidup mengharungi
segala rempuhan ombak keras dengan
bekalan semangat, kudrat dan munajat
menuju sisa usia yang lurus dan jurus
berpaksi kiblat hayat yang tepat. Aku
tidak bisa berpaling dari kompas hak.
Kupayungi jubah hayat mendepani
sekian rembesan hujan ujian deras
dengan akal waras dan batas cekal
menghadapi takdir getir bergilir
bertunjang kopiah iman yang aman.
Aku tidak bisa membiar pakaian kalbu
dicakar goda dan dicemar noda lagi.

iii)
Selamat ulangtahun, diri
Segala fikir kualirkan jernih
ke dalam diri mengisi ruang masa
yang sebentar saja.
Segala zikir kualurkan bersih
ke hadrat Ilahi memenuhi peluang usia
yang sekepal cuma.
Aku tidak bisa berpaling
dari kompas haq lagi.

- BERITA MINGGU, 24 Jun 2001

Khamis, 17 Julai 2008

Puisi - Sekeping Potret Selaut Kenangan (buat saudaraku yang lama tak bersua)

Saat kuselak album silam yang diam kusam
kutemui selaut kenangan bergentayangan
berombak sebak menyentuh pantai nurani
basah kakihari membekasi diari sanubari

Selaut kenangan yang dilayari bersama
meski deras masa memintas pantas
masih jua terasa baru, tersingkap haru
camar yang terbang di ruang mayapada
mencerita segala ceria lara
bianglala yang melukis di nilakandi langit
menghampar erti setia sahabat,erat merapat
belaian bayu yang menyenang tenang
gambaran tiada sengketa, tanda bahagia.

Sekeping potret tanpa kalimat kata
yang berbicara adalah selaut kenangan
yang mengharap pada tautan pertemuan.

- KanvasKarya, 14 Rejab 1429

[*Potret kenangan diambil pada 8 Disember 1983, bersama teman jawatankuasa persiapan pentas Hari Sastera 1983 di MPTI, Johor Bahru].

Ahad, 13 Julai 2008

Puisi - MUSIM MEMBENIH IMAN MUSLIM MEMBUAH AMAL


i
Hari demi hari berganti, kunanti dalam
sabar, bergetar debar. Agak lewat terasa
gawat, batini leka dan lena dalam pesona
pentas panas anganan 'syurga dunia' semata
-lara berjela. Kilasan gerak dan biasan
tindakku mudah linglung kesasar dari
haluan kiblat hayat yang lurus menjurus
hak mutlak. Maafkan aku Tuhan. Maafkan
aku, Tuhan. Maafkan, aku, Tuhan! Kesal
telah menimbun. Insaf telah merimbun.

ii
Hari demi hari aku bermandian harap di
sungai Rejab membersih diri, menyuci
rohani dalam takjub dan taksub tasauf.
Kubenam segala noda, sekian dosa ke dasar
pusar gusar masa. Segenap taubat berselirat
mampat membenteng tebing nurani
-pada aliran perirasa, kuwarasi getar hela nafas
-pada arusan perilaku, kubatasi genta hawa nafsu!

iii
Hari demi hari kupasak ibadat
kutegak munajat di daerah Syaaban
-aku menatap senang, moga angan
di nilakandi bakal terang
-aku meratap kenang, moga ingin
di mukahari kekal tenang!
Kuperteguhkan taqwa dalam iman
menyubur kebun amal.
Kuperteguhkan atma-Mu dalam jiwa
menumbuh pohon akmal.

iv
Ramadhan al-Mubarak daerah aman
musim membenih iman, muslim membuah
amal. serasa kita kian erat dekat merapat
meski sebelumnya aku begitu jauh
dan menjauh, menjarak sauh janji azali!

- Mingguan Malaysia, 8 Ogos 1993

Rabu, 2 Julai 2008

PUISI - POTRET SURI DI BINGKAI MIMPI


aku menatap garis ungu di latar waktu
ada kesan memori biru melukis nilakandi
ada pesan camar putih merintih segara
ombak seolah sebak menyentuh pantai kalbu
sketsa bianglala tergantung di hujung pulau
seakan mendung telah pecah dan hujan reda
yang terbekas hanya jejak lama yang lara.

- Dewan Sastera, September 1995