Sabtu, 16 Ogos 2008
Puisi - MASIH PUNYA
Masih punya ruang untuk kita
membebat luka yang rabak
-luka dicakar dosa silam
berparut di tubuh usia
Masih ada peluang buat kita
membasuh duka yang sebak
-duka dicalar noda hitam
berpinar di mata kalbu
Masih luas hamparan kesedaran
untuk kita semai benih insaf
menunjangi pohon iman
Masih rua segara amanah
untuk kita layari bahtera taqwa
merenangi lautan amal
(Beruntunglah si abid
yang meraut waktu
dengan sabar dan sadar)
Selagi detik jantung masih berdetak
dan gernyut nadi masih berdenyut
-selagi itulah Tuhan telah meluang ruang
untuk kita bermuhasabah dan bermujahadah
Masih saja kita berargumantasi
dengan risalah Allah
meski kita punya kesempatan
yang silih ganti hari
kian sikit dan sakit!
- BERITA MINGGU, 2 Januari 2000
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
4 ulasan:
Astaghfirullahal'adziimm..jadi sedih lihat video nya....
semoga akita selau ingta..Amin
Begitulah kita, sebagai insan. Sesungguhnya selalu masih diberi ruang dan kesempatan oleh Tuhan untuk berbenah, tetapi kita sering tak mampu menyadari dan mempergunakan ruang dan kesempatan itu. Padahal waktu dan hidup kita kian sempit dan sedikit.
Salam.
ya syukur
kita masih punya usia
kita ukur nasib dan kurnia
kita punya kecapan dan deria
kiga dekap benar dan sabar
ya syukur
pohon-pohon itu adalah doa
kita tadahi hujan, pandang langit
kita kirai mimpi dan nyata
kita ungkap: juta-juta lagi syukur.
Salam..
Sdri Jovie, iya, smoga kita slalu ingat, serta sadar- ada kematian di penghujung kehidupan..
Sdr Nanoq, benar skali- kadangkala kita terleka dan terlena, seterusnya gagal mengisi segenap ruang yg terluang dgn ingatan & amal kepada-NYA.
Kanda Hadi, seharusnya setiap kita perlu akur serta bersyukur dgn tiap takdirnya. Hikmah mungkin dirasai, dekat & cepat, atau lewat & jauh...
Catat Ulasan